KURIKULUM KAMI
Dalam proses pembelajaran, pesantren ini juga menggunakan bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa pengantar, yang bertujuan meningkatkan kemampuan komunikasi internasional santri. Selain itu, Multazam juga menyelenggarakan program sains yang dikombinasikan dengan nilai-nilai syar’i untuk memastikan ilmu pengetahuan berkembang tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman. Tidak kalah penting, pesantren ini membekali santri dengan keterampilan kewirausahaan melalui program Kewirausahaan Islami (Islamic Entrepreneurship), sehingga lulusan diharapkan mampu mandiri secara ekonomi dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip Islam.
Kurikulum Khas Kemenag dan Pesantren
Kurikulum yang diterapkan merupakan gabungan antara kurikulum nasional dari Kementerian Agama dan kurikulum khas pesantren. Hal ini bertujuan untuk mencetak lulusan yang unggul secara akademik dan kuat dalam nilai-nilai keislaman.
Kombinasi Sistem Modern dan Tradisional
Sistem pendidikan memadukan metode pembelajaran modern seperti teknologi dan eksperimen, dengan pendekatan tradisional khas pesantren seperti halaqah dan sorogan. Tujuannya adalah menjaga nilai-nilai klasik sambil mengikuti perkembangan zaman.
Tahfizhul Quran (Classical & Masjid Based)
Program tahfizh Al-Qur'an dilakukan secara intensif dengan pendekatan klasikal, serta menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan belajar dan menghafal Al-Qur'an. Ini menciptakan suasana spiritual yang mendalam bagi para santri.
Penggunaan Bahasa Arab & Inggris
Untuk mendukung kompetensi global, pesantren menerapkan bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar sehari-hari. Hal ini juga memperkuat penguasaan bahasa asing santri sejak dini.
Pelaksanaan Program Sains dan Syar'i
Pendidikan sains diberikan secara terpadu dengan nilai-nilai Islam, sehingga santri tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan modern tetapi juga memiliki landasan syar’i yang kuat dalam menerapkannya.
Program Kewirausahaan Islami
Santri dibekali keterampilan kewirausahaan berbasis syariah Islam. Melalui praktik langsung, mereka diajarkan untuk menjadi pribadi yang mandiri secara ekonomi namun tetap menjunjung tinggi etika Islam dalam berbisnis.
